KALIGRAFI BISMILLAH

HOME| ARTIKEL| KATA MOTIVASI |HADIST
Selamat Datang di BLOG IQRA PRESS Blog ini dibuat sebagai wadah/ Mading/Curahan Hati, pikiran serta Idea-Idea yang memajukan bagi ummat Islam dalam hal Informasi, Motivasi, Saduran dan Gambar dll, guna memajukan serta menigkatkan peranan ummat Islam dalam segi Ilmu, Ekonomi, Hukum, Media dan Syariat menuju Ridho Illahi sehingga kEJAYAAN MASA EMAS ISLAM akan kembali/ Bangkit.... Sebagai forum ukhuwah umat Islam dan mempererat talisilahturahmi umat muslimin seIndonesia.

Minggu, 26 September 2010

IKATAN PERJANJIAN MANUSIA DENGAN ALLAH


Kata aqidah merupakan mashdar ( infinitif )  dari kata ‘aqada – ya’qidu, yang berarti menyimpulkan atau mengikatkan tali dan mengadakan perjanjian. Di dalam bahasa Indonesia kita mengenal istilah  akad, juga berasal dari  kata yang sama, artinya perjanjian.
Dalam Islam, akidah dimaknakan sebagai keyakinan-keyakinan dasar Islam yang harus diyakini oleh setiap Muslim.
Akidah Islam, secara literal mengandung makna “ikatan”. Disebut “ikatan’ karena ia akan mengikat keyakinan setiap orang yang beriman, sehingga hatinya tetap meyakini dasar-dasar ajaran Islam tersebut.
Menurut istilah, akidah berarti yang mengikat ( mempertalikan ) antara jiwa makhluk yang diciptakan dengan Khaliq yang menciptakannya.
Jika diibaratkan dengan bangunan, maka akidah ini merupakan fondasi. Bila fondasi kuat, maka bangunan itu berdiri tegak dan kokoh  dalam menghadapi bahaya dari luar, sebaliknya bila fondasi rapuh, maka bangunan itu akan mudah runtuh.
Dengan demikian , akidah memiliki kedudukan yang sentral dan fundamental, karena menjadi dasar yang paling pokok dalam segala sesuatu di dalam ajaran Islam. Karena itu, akidah atau keimanan sangat menentukan posisi seorang Muslim. Akidahlah yang membedakan seorang Muslim dan kafir, seorang yang mengesakan Tuhan ( muwahhid ) dan yang menyekutukan Tuhan ( musyrik ).
Akidah ini merupakan unsur yang paling esensial dan paling utama dalam Islam, meliputi segala hal yang bertalian dengan keimanan seorang Muslim. Karena itu di dalam Al-Quran, akidah disebut dengan istilah iman.
Unsur paling penting dari akidah ialah keyakinan yang bulat dan mutlak bahwa Allah itu Esa, tidak berbilang.  Al-Quran mengungkapkan :
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS Al-Ikhlash [112] :1-4).
Keyakinan yang bulat dan mutlak itulah yang menjadi intisari akidah Islam; yang tercermin dalam kalimah syahadah “La ilaha illallah” ( Tiada Tuhan selain Allah ). Dari kalimah syahadah ini kemudian melahirkan keyakinan yang mengakui adanya wujud Allah, sifat-sifat-Nya, hukum-hukum-Nya, dan kekuasaan-Nya. Pokok akidah ini dengan sendirinya akan mencakup kepercayaan-kepercayan yang lain, seperti kepada malaikat-malaikat-Nya,  kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari kebangkitan, dan takdir-Nya, seperti yang tercakup dalam rukun iman.
Kalimah syahadah itu adalah kunci pembuka bagi seseorang untuk menyatakan diri masuk Islam dan kunci penutup bagi seseorang dalam akhir hayatnya di dunia. Bahkan Rasulullah SAW menyatakan bahwa kalimah tawhid itu menjadi kunci untuk memasuki surga:
“Siapa yang menyatakan pada akhir hayatnya ‘tidak ada Tuhan selain Allah’ , akan masuk surga” (HR At-Tirmizi, Ibnu Majah, dan Ahmad bin Hanbal ).
Selain akidah, ajaran Islam mengandung aspek pokok lainnya , yaitu syariah, dan akhlak. Aspek akidah merupakan aspek yang paling pokok dalam Islam dan berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan keyakinan (keimanan) . Akidah yang kuat akan dapat membuat syariah dan akhlak tumbuh  dengan baik dan kokoh. Karena itu , akidah menjadi langkah pertama dan paling awal yang harus dimiliki oleh seorang Muslim.
Akidah merupakan aspek yang harus dimiliki lebih dahulu sebelum yang lain-lain. Akidah itu harus bulat dan penuh, tidak ada keraguan di dalamnya. Akidah yang benar adalah akidah yang sesuai dengan keterangan-keterangan yang jelas dan tegas yang terdapat dalam Al-Quran dan hadis. Akidah ini merupakan hal yang utama dan pertama yang harus ditanamkan.
Untuk menjadi seorang Muslim yang sejati diperlukan tiga hal, yaitu : keyakinan  kepada Allah dan rasul-Nya, perbuatan yang sesuai dengan keyakinannya, dan kesadaran akan hubungan dengan Allah.
Akidah merupakan hal yang fundamental dalam kehidupan seseorang, ia memiliki peran yang sangat penting di dalam mendorong semangat meningkatkan kualitas hidupnya. Akidah, menurut Syahrin Harahap  (ed) dalam Ensiklopedi Aqidah Islam , memilikii fungsi antara lain :
Pertama, akidah dapat menumbuhkan optimisme . Orang yang memiliki akidah yang kuat akan selalu merasa berpengharapan akan berhasil dalam segala usahanya. Hal ini didorong oleh keyakinan bahwa Allah sangat dekat padanya, bahkan selalu menyertainya dalam setiap aktivitasnya.
Kedua, akidah dapat menumbuhkan kedisiplinan, yaitu kepatuhan dalam mengikutii semua ketentuan dan tata tertib yang berlaku dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Ketiga, akidah akan meningkatkan etos kerja. Sebab seseorang yang memiliki keyakinan yang mantap akan selalu berupaya keras untuk meraih sukses dalam segala hal . Dan ini merupakan bagian dari bentuk ketaatannya pada Allah SWT.
Akidah seperti tersebut di atas, merupakan ikatan perjanjian antara manusia dengan Tuhannya, bahwa manusia itu rela mempertuhankan dan menaati segala perintah-Nya. Ikatan perjanjian itu telah disepakati manusia sejak masih  dalam rahim ibunya, sebagimana telah diungkapkan dalam Al-Quran :
Dan ( ingatlah ), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka ( seraya berfirman ): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul ( Engkau Tuhan kami ), kami menjadi saksi.” ( Kami lakukan yang demikian itu ) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami ( bani Adam ) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini ( keesaan Tuhan )”, ( QS Al-A’raf [7] : 172 ).
Perjanjian ini yang pernah dipopulerkan oleh Nurcholish Madjid pada awal tahun 90-an sebagai Perjanjian Primordial, karena merupakan sebuah perjanjian yang fundamental dan original.
Dengan demikian, akidah merupakan fitrah manusia, seperti disebutkan dalam ayat di atas. Juga dalam ayat ini :
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; ( tetaplah atas ) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. ( Itulah ) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ( QS Al-Rum [30] : 30 ).
Komitmen seseorang pada ikatan perjanjian ( akidah ) itu merupakan kesadaran ilahiyah yang harus dijaga dan ditegakkan dalam situasi dan kondisi apapun oleh setiap Muslim.

(By Abdul Azis)

Tidak ada komentar: